Bangga dengan Rasulullah

Tidak aneh apabila kemudian sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW begitu di taati dengan kasih sayang- bukan karena terpaksa- oleh umatnya. Pemimpin yang menganjurkan dan mencontohkan pengalaman anjurannya. Yang melarang dan mencontohkan menjauhi larangannya, tentu sangat mudah diikuti dan ditaati. Semisal pada waktu perang Khandiq, ketika para sahabat beliau dalam keadaan yang sulit di bawar terik matahari. Lalu para sahabat di anjurkan untuk menggali parit, dengan penuh semangat para sahabatpun melaksanakan anjuran beliau. Semua itu disebabkan karena sang pemimpin tidak sekedar memerintah, melainkan ikut bahkan mengawali mencontohkan dan membantu pelaksanaan perintahnya itu. (baca sirat an-Nabi oleh Ibn Hisyam, III/ 231 – 5)

Konon banyak orang “luar” tak habis fikir, bagaimana ada pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW yang ditaati umat sedemikian rupa, sehingga seandainya Nabi menyuruh mereka menceburkan ke dalam lautan api pun, mereka dengan rela dan senang hati melaksanakannya. Justru saya yang tak habis fikir jika pemimpin yang seperti itu sifatnya tidak di taati sedemikian rupa oleh umatnya.

Nabi tak tahan melihat penderitaan umatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Maka tak henti-hentinya Nabi menolong dan menyuruh umatnya untuk menolong mereka-mereka yang memerlukan pertolongan, menyantuni, dan menyuruh menyantuni fakir miskin, anak yatim, janda dan kaum dhu’afa. Nabi tak tahan melihat penderitaan umatnya, maka tak henti-hentinya Nabi berbuat ma’ruf, menjauhi kemungkaran, melakukan dan menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Nabi tidak tahan melihat penderitaan umatnya. Nabi yang sudah dua hari tidak makan, ketika mendapatkan makanan, Nabi justru mendahulukan sahabatnya yang senasib. Nabi menangis ketika seorang bocah meninggal. Nabi menanyakan tukang sapu yang cukup lama tak kelihatan. Nabi menjenguk dan menganjurkan menjenguk dan mendoakan orang sakit. Nabi melayat dan menganjurkan melayat. Bahkan ada riwayat yang menceritakan Nabi melayat seorang pecinta burung yang burungnya mati dan mendoakan agar segera mendapatkan ganti. Dan, anda tentu pernah mendengar sabda Nabi Muhammad yang luar biasa ini : “Barang siapa meninggal dan meninggalkan warisan, maka ahli warisnyalah yang berhak atas warisannya itu, namun bila meninggalkan utang, akulah yang menanggungnya.”

Tinggalkan komentar