Berbisnis dengan Allah (Kisah Ali bin Abi Thalib)

Dari berbagai cara untuk berbisnis dengan baik dan benar kita bisa mencohtoh dari kisah Ali bin Abi Thalib yang mampu meningkatkan keuntungan yang berlipat.

“Wahai wanita, apakah engkau memiliki sesuatu yang bisa dimakan suamimu?” tanya Ali kepada istrinya, Fatimah.

“Demi Allah aku tidak memiliki sesuatu sedikitpun, tetapi ada uang 6 dirham dari hasil upahku memintal bulu. Uang tersebut akan aku belikan makanan untuk Hasan dan Husain,” jawab Fatimah.

“Wahai wanita yang mulia, berikan uang 6 dirham itu kepadaku,” kata Ali.

Fatimah lalu memberikan uang 6 dirham itu kepada Ali bin Abi Thalib. Sesudah uang itu di terima, Ali keluar rumah dengan maksud membeli makanan untuk kedua putranya.tiba-tiba di tengah jalan ia bertemu seseorang yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Allah, Dzat yang menguasai, pasti Dia akan menepati Janji-Nya,”. Akhirnya, Ali mendekati orang tersebut dengan menyerahkan uang 6 dirham yang di bawanya dari rumah yang sedianya dibelikan makan untuk anaknya. Setelah uang itu diserahkan, Ali langsung pulang.

Ketika Fatimah mengetahui kepulangan suaminya kerumah tanpa membawa makanan apa-apa, ia lalu menangis. Melihat istrinya menangis, Ali langsung bertanya, “Wahai wanita mulia, apa yang menyebabkan engkau menangis?” “Wahai putra paman Rasulullah, aku melihat engkau pulang dengan tanpa membawa makanan sedikitpun,” Jawab Fatimah. “Wahai wanita mulia, aku telah menghutangkan uang 6 dirham tadi kepada Allah,” kata Ali. “Kalau itu yang engkau lakukan, aku setuuju.” Kata Fatimah.

Setelah itu, Ali bin Abi Thalib keluar rumah dan hendak menuju ke tempat Rasulullah SAW. Tiba-tiba di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang badui yang sedang menuntun unta. Ali lalu mendekati Badui tersebut dan Badui itu berkata, “Wahai ayah Hasan, belilah unta ini.” “Aku tidak memiliki uang sepeserpun untuk membeli untamu itu,” kata Ali. Badui itu lalu berkata, “Aku menjual unta ini dengan cara dihutangkan .” “Kalau begitu berapa harga unta ini.” Tanya Ali. Badui menjawab, “aku menjualnya dengan harga 100 dirham.” Ali berkata, “Baiklah, unta itu aku beli dengan harga tersebut.

Setelah itu,Ali bin Abi Thalib menuntun  unta yang baru dibelinya. Namun, tidak begitun jauh dari tempat itu, Ali di hadang oleh seorang Badui lain yang bertanya kepadanya, “Wahai ayah Hasan, apakah engkau hendak menjua unta yang kamu tuntun itu?” “Benar, aku hendak menjual unta ini.” Jawab Ali. Kata Badui kemudian, “Berapa harganya?”. jawab Ali, “Harga unta ini 300 dirham.” “Baiklah, aku beli untamu dengan harga tersebut.” Kata Badui.

Ketika orang Badui itu menyetujui harganya, ia langsung membayar 300 dirham secara tunai kepada Ali. Sesudah menerima pembayaran tersebut, Ali menyerahkan kendali untanya kepada orang Badui tadi. Kemudian,ia pulang ke rumahnya. Tatkala Fatimah mengetahui kedatangan suaminya, ia menyambutnya dengan senyum kasih sayang sebagaimana kebiasaan yang ia lakukan setiap kali menyambut kedatangan suaminya. Fatimah lalu bertanya, “Wahai ayah Hasan, apa yang engkau bawa hari ini?” “Wahai putri Rasulullah, aku telah membeli seekor unta dengan dihutang cara pembayaranya seharga 100 dirham. Aku lalu menjual unta tersebut dengan harga 300 dirham secara tunai,” jawab Ali. “Aku setuju saja terhadap apa yang kamu lakukan asalkan membawa kemanfaatan dan kemaslahatan,” kata Fatimah.

Sesudah perbincangan dengan Fatimah dirasa cukup, ia lalu keluar rumah lagi menuju tempat Rasulullah. Pada saat ia memasuki masjid, Rasulullah saw melihatnya dengan tersenyum dan ketika Ali sudah mendekat, beliau berkata, “Wahai ayah Hasan, apakah kamu yang bercerita kepadaku, ataukah aku yang memberi kabar kepadamu?” “Engkau saja yang memberi kabar kepadaku,” jawab Ali. Rasulullah berkata, “Wahai ayah Hasan, apakah kau sudah mengerti siapa sebenarnya Badui yang menjual unta kepadamu itu, dan siapa Badui kedua yang membelinya.” Lalu Ali menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah berkata, “Beruntung sekali, kamu beruntung…..beruntung…..wahai Ali, kamu telah menghutangi Allah dengan 6 dirham, maka Allah memberimu 300 dirham sebagai pengganti. Setiap dirham mendapatkan 50 dirham. Orang Badui yang pertama adalah Jibril, sedangkan yang kedua adalah Israfil,” menurut riwayat lain, disebutkan bahwa orang badui pertama adalah Jibril, sedangkan yang kedua adalah mikail.

Ahmad Ariefuddin

Tinggalkan komentar