Walisongo dalam Nusantara

Kehadiran Islam di Jawa sekitar abad XI Masehi yang di bawa oleh pedagang Arab dan disebarkan oleh para Mubaligh dari Pasai, Aceh Utara. Versi lain menyatakan bahwa Islam justru pertama kali masuk di pulau Jawa pada masa kekuasaan Prabu Sendok, melalui kontaks perdagangan saudagar Jawa dengan saudagar Bagdad dan Gujarat pada tahun 929-949 Masehi. Hal ini didukung dengan diketemukannya makam seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun yang di makamkan di desa Leran, Gresik, Jawa Timur. Dimana wafatnya tertulis 475 Hijriah bertepatan dengan 1082 Masehi.

Dalam sejarahnya kehadiran Islam di Jawa tidak lepas dari peran sejumlah wali yang di kenal dengan Walisongo. Walisongo merupakan pelopor dan pemimpin dakwah Islam di Nusantara atau khususnya di Jawa. Perintis pertamanya adalah Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Walisongo telah berhasil merekrut dan mengkader murid-muridnya untuk menjalankan dakwah Islam di Nusantara sejak abad 15. Walisongo terdiri dari 9 (sembilan) wali terkenal yakni : Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajad, Sunan Muria, Sunan Gunung Djati, dan Sunan Kalijaga.

Pengertian Walisongo dapat dipahami secara denotatif maupun konotatif. Secara denotatif Walisongo ialah sejumlah guru besar atau ulama (wali) yang terdiri dari sembilan yang diberi tugas untuk berdakwah di daerah dan komunitas umat tertentu. Sedangkan secara konotatif Walisongo berarti seorang yang mampu mengendalikan babahan hawa sanga (sembilan lubang pada diri manusia) yaitu: 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung, mulut, dubur, dan kemaluan, maka dia akan memperoleh predikat kewalian yang mulia dan akan selamat dunia dan akhiratnya.

Kata Wali sesungguhnya berasal dari bahasa Arab Wala atau Waliya yang berarti qaraba (dekat), artinya memiliki kedekatan dengan Allah SWT dan mengemban ajaran-ajaran yang di bawa oleh Nabi SAW, sehingga mereka memiliki peran meneruskan misi Nabi SAW dan sekaligus sebagai pewarisnya. Dalam Al-Qur’an sendiri istilah Wali memiliki pengertian kerabat, teman atau pelindung, seperti terdapat pada QS. Al-Baqarah; 257.

“Allah melindungi (waliyyu) orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindung (auliya) mereka ialah Setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.”

Ahmad Ariefuddin

Tinggalkan komentar